BAB I
PENDAHULUAN
Sastra pada dasarnya merupakan ciptaan, sebuah
kreasi bukan semata - mata sebuah imitasi (dalam Luxemburg, 1989: 5). Karya
sastra sebagai bentuk dan hasil sebuah pekerjaan kreatif, pada hakikatnya
adalah suatu media yang mendayagunakan bahasa untuk mengungkapkan tentang kehidupan
manusia. Oleh sebab itu, sebuah karya sastra, pada umumnya, berisi tentang
permasalahan yang melingkupi kehidupan manusia. Kemunculan sastra lahir dilatar
belakangi adanya dorongan dasar manusia untuk mengungkapkan eksistensi dirinya.
(dalam Sarjidu, 2004: 2).
Biasanya kesusastraan dibagi menurut daerah
geografis atau bahasa. Jadi, yang termasuk dalam kategori Sastra adalah: Novel cerita/cerpen (tertulis/lisan),
syair, pantun, sandiwara/drama, lukisan/kaligrafi.
Novel adalah salah satu bentuk dari sebuah karya sastra. Novel merupakan cerita fiksi
dalam bentuk tulisan atau kata-kata dan mempunyai unsur instrinsik dan
ekstrinsik. Sebuah novel biasanya menceritakan tentang kehidupan manusia dalam
berinteraksi dengan lingkungan dan sesamanya. Dalam sebuah novel, si pengarang berusaha
semaksimal mungkin untuk mengarahkan
pembaca kepada gambaran-gambaran realita kehidupan melalui cerita yang
terkandung dalam novel tersebut.
Menurut khasanah kesusastraan Indonesia modern, novel berbeda dengan roman.
Sebuah roman menyajikan alur cerita yang lebih kompleks dan jumlah pemeran
(tokoh cerita) juga lebih banyak. Hal ini sangat berbeda dengan novel yang lebih sederhana dalam
penyajian alur cerita dan tokoh cerita yang ditampilkan dalam cerita tidak
terlalu banyak.
Berdasarkan ulasan di atas, maka penulis membuat
makalah ini guna membantu para pembaca yang ingin menekuni dunia novel. Selain
tentang pengertian dan unsur – unsur novel, makalah ini juga memuat catatan
tentang novel – novel yang pertama muncul serta dilengkapi juga dengan panduan
untuk membuat novel agar menarik untuk dibaca.
Demikian gambaran isi makalah ini dari penulis.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih.
Selamat Membaca…!!
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Novel
Dari
sekian banyak bentuk sastra seperti esei, puisi, novel, cerita pendek, drama,
bentuk novel, cerita pendeklah yang paling banyak dibaca oleh para pembaca.
Karya– karya modern klasik dalam kesusasteraan, kebanyakan juga berisi karya–
karya novel.
Novel
merupakan bentuk karya sastra yang paling popular di dunia. Bentuk sastra ini
paling banyak beredar, lantaran daya komunikasinya yang luas pada masyarakat.
Sebagai bahan bacaan, novel dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu karya
serius dan karya hiburan. Pendapat demikian memang benar tapi juga ada
kelanjutannya. Yakni bahwa tidak semua yang mampu memberikan hiburan bisa
disebut sebagai karya sastra serius. Sebuah novel serius bukan saja dituntut
agar dia merupakan karya yang indah, menarik dan dengan demikian juga
memberikan hiburan pada kita. Tetapi ia juga dituntut lebih dari itu. Novel
adalah novel syarat utamanya adalah bawa ia mesti menarik, menghibur dan
mendatangkan rasa puas setelah orang habis membacanya.
Novel
yang baik dibaca untuk penyempurnaan diri. Novel yang baik adalah novel yang
isinya dapat memanusiakan para pembacanya. Sebaliknya novel hiburan hanya
dibaca untuk kepentingan santai belaka. Yang penting memberikan keasyikan pada
pembacanya untuk menyelesaikannya. Tradisi novel hiburan terikat dengan pola –
pola. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa novel serius punya fungsi social,
sedang novel hiburan Cuma berfungsi personal. Novel berfungsi social lantaran
novel yang baik ikut membina orang tua masyarakat menjadi manusia. Sedang novel
hiburan tidak memperdulikan apakah cerita yang dihidangkan tidak membina
manusia atau tidak, yang penting adalah bahwa novel memikat dan orang mau
cepat–cepat membacanya.
Banyak
sastrawan yang memberikan yang memberikan batasan atau definisi novel. Batasan
atau definisi yang mereka berikan berbeda-beda karena sudut pandang yang mereka
pergunakan juga berbeda-beda. Definisi – definisi itu antara lain adalah
sebagai berikut :
1.
Novel adalah bentuk
sastra yang paling popular di dunia. Bentuk sastra ini paling banyak dicetak
dan paling banyak beredar, lantaran daya komunitasnya yang luas pada masyarakat
(Jakob Sumardjo Drs).
2.
Novel adalah bentuk
karya sastra yang di dalamnya terdapat nilai-nilai budaya social, moral, dan
pendidikan (Dr. Nurhadi, Dr. Dawud, Dra. Yuni Pratiwi, M.Pd, Dra. Abdul Roni,
M. Pd).
3.
Novel merupakan karya
sastra yang mempunyai dua unsur, yaitu : undur intrinsik dan unsur ekstrinsik
yang kedua saling berhubungan karena sangat berpengaruh dalam kehadiran sebuah
karya sastra (Drs. Rostamaji,M.Pd, Agus priantoro, S.Pd).
4.
Novel adalah karya
sastra yang berbentuk prosa yang mempunyai unsur-unsur intrinsic (Paulus Tukam,
S.Pd)
B. Unsur-Unsur Novel
Novel mempunyai unsur-unsur yang terkandung di dalam unsur-unsur
tersebut adalah :
- Unsur
Intrinsik
Unsur
Intrinsik ini terdiri dari :
a. Tema
Tema
merupakan ide pokok atau permasalahan utama yang mendasari jalan cerita novel
(Drs. Rustamaji, M.Pd, Agus priantoro, S.Pd)
b. Setting
Setting
merupakan latar belakang yang membantu kejelasan jalan cerita, setting ini
meliputi waktu, tempat, social budaya (Drs, Rustamaji, M.Pd, Agus Priantoro,
S.Pd)
c. Sudut Pandang
Sudut
pandang dijelaskan perry Lubback dalam bukunya The Craft Of Fiction (Lubbock,
1968).
Menurut Harry Show (1972 : 293) sudut pandang dibagi
menjadi 3 yaitu :
1.
Pengarang menggunakan
sudut pandang took dan kata ganti orang pertama, mengisahkan apa yang terjadi
dengan dirinya dan mengungkapkan perasaannya sendiri dengan kata-katanya
sendiri.
2.
Pengarang mengunakan
sudut pandang tokoh bawahan, ia lebih banyak mengamati dari luar daripada
terlihat di dalam cerita pengarang biasanya menggunakan kata ganti orang
ketiga.
3.
Pengarang menggunakan
sudut pandang impersonal, ia sama sekali berdiri di luar cerita, ia serba melihat,
serba mendengar, serba tahu. Ia melihat sampai ke dalam pikiran tokoh dan mampu
mengisahkan rahasia batin yang paling dalam dari tokoh.
d. Alur / Plot
Alur
/ plot merupakan rangkaian peristiwa dalam novel. Alur dibedakan menjadi 2
bagian, yaitu alur maju (progresif) yaitu apabila peristwa bergerak secara
bertahap berdasarkan urutan kronologis menuju alur cerita. Sedangkan alur
mundur (flash back progresif) yaitu terjadi ada kaitannya dengan peristiwa yang
sedang berlangsung (Paulus Tukan, S.Pd)
e. Penokohan
Penokohan
menggambarkan karakter untuk pelaku. Pelaku bisa diketahu karakternya dari cara
bertindak, ciri fisik, lingkungan tempat tinggal. (Drs. Rustamaji, M,Pd, Agus
Priantoro, S.Pd)
f. Gaya Bahasa
Merupakan
gaya yang dominant dalam sebuah novel (Drs. Rustamaji, M,Pd, Agus Priantoro,
S.Pd)
- Unsur
Ekstinsik
Unsur ini meliputi latar belakang penciptaan, sejarah,
biografi pengarang, dan lain – lain, di luar unsur intrinsic. Unsur – unsur
yang ada di luar tubuh karya sastra. Perhatian terhadap unsur – unsur ini akan
membantu keakuratan penafsiran isi suatu karya sastra (Drs. Rustamaji, M,Pd,
Agus Priantoro, S.Pd).
C. Unsur – unsur
Novel Sastra
Novel
sastra serius dan novel sastra hiburan mempunyai beberapa unsur yang membedakan
keduanya. Unsur – unsur novel sastra serius adalah sebagai berikut :
- Dalam teman : Karya sastra tidak hanya berputar – putra
dalam masalah cinta asmara muda – mudi belaka, ia membuka diri terhadap semua
masalah yang penting untuk menyempurnakan hidup manusia. Masalah cinta dalam
sastra kadangan hanya penting untuk sekedar menyusun plot cerita belaka, sedang
masalah yang sebenarnya berkembang diluar itu.
- Karya sastra : Tidak berhenti pada gejala permukaan saja,
tetapi selalu mencoba memahami secara mendalam dan mendasar suatu masalah, hal
ini dengan sendirinya berhubungan dengan kematangan pribadi si sastrawan
sebagai seorang intelektual.
- Kejadian atau pengalaman yang diceritakan dalam karya
sastra bisa dialami atau sudah dialami oleh manusia mana saja dan kapan saja
karya sastra membicarakan hal – hal yang universal dan nyata. Tidak
membicarakan kejadian yang artificial (yang dibikin – bikin) dan bersifat
kebetulan.
- Sastra selalu bergerak, selalu segar dan baru. Ia tidak
mau berhenti pada konvensialisme. Penuh inovasi.
- Bahasa yang dipakai adalah bahasa standard an bukan
silang atau mode sesaat.
Sedangkan novel sastra hiburan juga mempunya unsur – unsur sebagai
berikut :
- Tema yang selalu hanya menceritakan kisah asmara belaka,
hanya itu tanpa masalah lain yang lebih serius.
- Novel terlalu menekankan pada plot cerita, dengan
mengabaikan karakterisasi, problem kehidupan dan unsur-unsur novel lain.
- Biasanya cerita disampaikan dengan gaya emosional cerita
disusun dengan tujuan meruntuhkan air mata pembaca, akibatnya novel demikian
hanya mengungkapkan permukaan kehidupan, dangkal, tanpa pendalaman.
- Masalah yang dibahas kadang-kadang juga artificial, tidak
hanya dalam kehidupan ini. Isi cerita hanya mungkin terjadi dalam cerita itu
sendiri, tidak dalam kehidupan nyata.
- Karena cerita ditulis untuk konsumsi massa, maka
pengarang rata-ratatunduk pada hokum cerita konvensional, jarang kita jumpai
usaha pembaharuan dalam jenis bacaan ini, sebab demikian itu akan meninggalkan
masa pembacanya.
- Bahasa yang dipakai adalah bahasa yang actual, yang hidup
dikalangan pergaulan muda-mudi kontenpores di Indonesia pengaruh gaya berbicara
serta bahasa sehari-hariamat berpengaruh dalam novel jenis ini.
D. Nilai-nilai yang
terkandung dalam novel sastra.
1)
Nilai Sosial
Nilai sosial ini akan membuat orang lebih tahu dan memahami kehidupan
manusia lain.
2)
Nilai Ethik
Novel yang baik dibaca untuk penyempurnaan diri yaitu novel yang isinya
dapat memausiakan para pembacanya, Novel-novel demikian yang dicari dan
dihargai oleh para pembaca yang selalu ingin belajar sesuatu dari seorang
pengarang untuk menyempurnakan dirinya sebagai manusia.
3)
Nilai Hedorik
Nilai
hedonik ini yang bisa memberikan kesenangan kepada pembacanya sehingga pembaca
ikut terbawa ke dalam cerita novel yang diberikan
4)
Nilai Spirit
Nialai
sastra yang mempunyai nilai spirit isinya dapat menantang sikap hidup dan
kepercayaan pembacanya. Sehingga pembaca mendapatkan kepribadian yang tangguh
percaya akan dirinya sendiri.
5)
Nilai Koleksi
Novel
yang bisa dibaca berkali-kali yang berakibat bahwa orang harus membelinya
sendiri, menyimpan dan diabadikan.
6)
Nilai Kultural
Novel juga memberikan dan melestarikan budaya dan peradaban masyarakat,
sehingga pembaca dapat mengetahui kebudayaan masyarakat lain daerah.
E. Jenis Novel Hiburan
Jenis dari novel hiburan bermacam-macam menurut upaya,
seperti :
a. Novel
detektif
b. Novel
roman
c. Novel
mistery
d. Novel
Gothis
e. Novel
criminal
f. Novel
science fiction(sf)
Novel
hiburan ini merupakan bacaan ringan yang menghibur dan novel hiburan ini jauh
lebih banyak ditulis dan diterbitkan serta lebih banyak dibaca orang sebagai
pembaca untuk jenis novel hiburan ini jumlahnya amat banyak karena sifatnya
yang personal dan isinya hanya kenyataan semua dan gambaran fantasi pengarang
saja.
Novel
hiburan juga menceritakan hal-hal yang indah seperti cerita percintaan yang
sentimentil, sehingga pembaca sangat menyukainya. Novel hiburan ini juga
diperhatikan oleh para kritisi yang menyangkut masalah komersialnya, Novel ini
gemari oleh semua golongan masyarakat mulai dari anak-anak sampai orang dewasa,
baik laki-laki maupun dewasa.
F. Novel – novel
Pertama
Jepang adalah tempat lahirnya novel yang pertama. Novel itu
berjudul Hikayat Genji, yang ditulis pada abad ke-11 oleh Murasaki
Shikibu. Ceritanya berfokus pada tokoh khayalan Pangeran Genji, hubungan
asmaranya, dan keturunan-keturunannya. Hikayat Genji melukiskan
kehidupan istana Jepang pada periode Heian dan memberikan penggambaran memikat
tentang wanita Jepang pada masa itu.
Namun, novel berkembang dalam bentuk modern di Eropa selama
masa Renaisans. Isi novel-novel awal ini mencerminkan perhatian masyarakat pada
umumnya saat itu, termasuk munculnya kelas menengah sebagai kelompok sosial,
gugatan terhadap agama dan nilai-nilai moral tradisional, minat terhadap sains
dan filsafat, serta hasrat akan penjelajahan dan penemuan.
Novel-novel Eropa yang paling awal, disebut novel-novel picaresque,
adalah kisah-kisah petualangan yang menampilkan tokoh-tokoh utama yang cerdik,
atau picaros, yang mengandalkan kecerdikan mereka untuk bertahan.
Bertolak-belakang dengan roman-roman kesatriaan yang puitis, yang mengisahkan
perjuangan mencapai cita-cita spiritual tinggi, novel-novel picaresque
merayakan petualangan sebagai hiburan belaka.
Novel picaresque yang paling terkenal adalah Lazarillo
de Tormes (1554), ditulis oleh pengarang Spanyol yang anonim. Novel ini
bercerita tentang seorang anak lelaki yang mencoba bertahan di dunia yang penuh
dengan para petani yang kejam, pendeta yang jahat, bangsawan yang berkomplot,
dan sederetan tokoh-tokoh yang kasar.
Karya yang lebih serius adalah Don Quixote (1605,
1615), tulisan pengarang Spanyol Miguel de Cervantes. Kisah ini menggambarkan
seorang bangsawan Spanyol idealis yang membayangkan dirinya sebagai seorang
pahlawan, tetapi sesungguhnya adalah seorang pria paruh baya biasa yang membaca
banyak roman kesatriaan sehingga dia tidak menyentuh realitas.
Semenjak itu, novel telah berkembang meliputi banyak genre.
Umumnya, kini novel dibedakan atas genre novel sosial, novel psikologi, novel
pendidikan, novel filsafat, novel populer, dan novel eksperimen. Novel populer
sendiri terdiri atas novel detektif, novel spionase, novel fiksi ilmiah, novel
sejarah, novel fantasi, novel horor, novel percintaan, dan novel Western.
Novel detektif pertama adalah The Moonstone (1868),
karangan penulis Inggris Wilkie Collins. Novel ini tidak hanya berisi teka-teki
rumit siapa yang mencuri permata langka bernama Moonstone, tetapi juga
memperkenalkan jagoan detektif modern yang pertama, Sersan Coff, diciptakan
berdasarkan penyelidik kriminal sungguhan yang menyukai mawar.
Novel spionase pertama adalah The Riddle of the Sands
(1903) karangan Erskine Childers. Novel ini mencangkok aspek-aspek cerita
misteri dan kriminal pada plot yang melibatkan intrik internasional. The
Riddle of the Sands adalah cerita khayalan tentang persiapan Jerman
menyerang Inggris melalui laut. Childers menggunakan pengalamannya sebagai
seorang nakhoda kapal untuk menggambarkan detail cerita itu.
Sebetulnya, sudah ada unsur-unsur fiksi ilmiah di dalam tulisan-tulisan
lama, tetapi novel fiksi ilmiah sejati yang pertama adalah Journey to the
Center of the Earth (1864) karya Jules Verne. Novel ini memasukkan geologi
dan penelitian tentang gua-gua ke dalam cerita khayalan tentang perjalanan
menuju perut bumi. Verne adalah pengarang pertama yang mengkhususkan diri dalam
fiksi ilmiah. Novel-novelnya banyak yang mendahului zaman, antara lain From
the Earth to the Moon (1865) dan 20,000 Leagues Under the Sea
(1870).
Novel sejarah pertama adalah Waverley (1814), karangan
novelis Skotlandia Sir Walter Scott. Novel ini dan banyak sekuelnya berkisah
seputar kejadian-kejadian bersejarah di Skotlandia, Inggris, dan daerah-daerah
lainnya di dunia.
Novel fantasi pertama adalah Alice's Adventures in
Wonderland (1865) dan Through the Looking-Glass and What Alice Found
There (1871) karya pengarang Inggris Lewis Carroll. Kedua buku ini
bercerita tentang seorang anak perempuan yang masuk ke dalam sebuah dunia yang
aneh, bertemu dengan kelinci yang bisa berbicara, dan mengalami kejadian-kejadian
yang seperti mimpi.
Agak sulit menentukan novel horor yang pertama. Ada yang
menyebutkan Frankenstein (1818) karya Mary Wollstonecraft Shelley,
sebuah novel Gotik tentang penciptaan monster. Tetapi, ada pula yang
menyebutkan buku Dracula (1897) karya Bram Stoker sebagai novel horor
sejati yang pertama. Novel ini memadukan cerita rakyat yang mengerikan yang
usianya sudah berabad-abad dengan kisah psikopat sungguhan Count Vlad Dracul
dari Rumania.
Novel percintaan pertama adalah Jane Eyre (1847)
karya novelis Inggris Charlotte Bronte. Novel ini bercerita tentang seorang
gadis muda yatim piatu yang mendapatkan pekerjaan sebagai seorang guru privat
dan kemudian jatuh cinta pada majikannya.
Adapun novel Western pertama adalah The Virginian
(1902), karangan Owen Wister. Para penulis cerita picisan telah menghasilkan
banyak cerita tentang para penjahat selama tahun 1880-an dan 1890-an, tetapi
Wister adalah pengarang pertama yang mengangkat koboi sebagai jagoan literer.
Sang tokoh menjalani hidup yang keras, kehilangan kekasihnya, dan menghadapi
duel senjata. Novel ini menjadi best-seller dan kemudian dibuatkan
drama, film, dan serial televisi.
G. Tips menulis novel
Banyak sekali orang
mencari tips bagaimana menulis novel. Sebenarnya tidak perlu cara khusus untuk
bisa menulis novel yang terpenting kalau menurut saya, "membuat suatu
karya adalah sebuah imajinasi dari sebuah kreativitas jadi tulis saja apa yang
ada di kepala kita"
Banyak orang yang salah
tujuan dalam membuat novel. Mungkin benar seandainya kita membuat novel
nantinya pasti ingin kita terbitkan dan kenyataan yang harus dihadapi kalau
menerbitkan sebuah novel itu ternyata susah dan buat pemula pasti sering
menyerah dan berputus asa ketika karyanya tidak lolos seleksi penerbit.
Ok kita tinggalkan dulu
pembahasan tadi. Bila kalian yang membaca ini adalah seorang penulis amatir
yang baru belajar membuat novel, satu hal yang perlu kalian ingat "Jangan
menulis novel untuk penerbit" maksudnya banyak sekali orang bermimpi
menghasilkan sebuah novel yang bisa diterbitin dan membuat kita menjadi
langsung terkenal. Bermimpi seperti itu boleh saja tapi harus diingat bahwa
kenyataannya kalian masih "pemula". Dalam kenyataan tidak ada
kesuksesan yang instan butuh sebuah latihan berkali-kali bahkan sering gagal
itu adalah suatu kewajaran.
Saya tidak akan membahas
secara teknik penulisan yang mudah dalam membuat novel karena saya sendiri
bukan atau bisa dibilang juga tidak ngerti dengan EYD atau bagaimana menulis
yang baik. Langsung saja ini tips dari saya buat kalian yang ingin bisa membuat
novel (bukan tips membuat novel yang langsung terkenal) :
1.
Menulislah untuk orang yang kalian sayang, misalkan
orang tua atau pacar atau sahabat kalian. Seperti yang saya bilang tadi jangan
menulis untuk penerbit karena karya yang hebat itu terlahir dari sebuah niat
tulus dari pembuatnya, contohnya Laskar pelangi yang awal niatnya hanya untuk
hadiah gurunya, malah menjadi buming seperti sekarang. Sebenarnya intinya bukan
itu sih, ketika kita membuat karya untuk orang yang kita sayangi maka kita akan
memiliki sebuah power tambahan untuk bisa menyelesaikan karya novel kita,
karena membuat novel itu butuh kesabaran, komitmen menyelesaikan dan terus
berpikir kreatif untuk menemukan ide-ide baru sehingga novel yang kita buat nantinya
bisa baik.
2.
Tulislah apa yang ada dipikiran kalian, jangan
memikirkan apakah ide yang muncul di kepala itu bagus atau tidak. Kalau ada ide
langsung tulis, baru kalau sudah selesai cerita yang kita buat, kita lakukan
revisi dan pengeditan.
3.
Tetap komitmen untuk menyelesaikan novel kita. Jujur
pengalaman saya membuat novel pendek sepanjang 130 halaman butuh waktu empat
bulan dan pada bulan pertama novel yang saya buat terhapus dari laptop
dan parahnya lagi data filenya tidak bisa direcovery akhirnya buat lagi dari
awal. Karena saat itu saya membuat novel itu untuk hadiah cewek yang saya suka
jadi mau gak mau harus diselesaikan. Singkat cerita novel itu jadi.
4.
Nah setelah cerita novel yang kita buat jadi lalu
apakah harus berhenti begitu saja? Banyak penulis pemula yang setelah
menyelesaikan novelnya berhenti pada tahap ini, sebenarnya hal ini adalah
sebuah kesalahan. Kenapa?
Setelah selesai menulis
pasti berencana untuk menerbitkannya. lalu karya itu dikirim ke penerbit dan
parahnya novel ditolak lalu kecewa dan membuat novel lagi! Oya setelah selesai
menulis sebaiknya kalian jadikan novel yang kalian tulis ini menjadi sebuah
buku, maksudnya? Jadikan benar-benar buku seperti novel yang dijual di toko dan
kalian harus membuat sendiri mulai dari desain covernya, ngeprint dan kalau
jilidnya minta tolong ke tukang fotokopi biar bagus. Apa gunanya? Kalau boleh
saya bilang itu sangat berguna menjadikan novel yang kita tulis menjadi sebuah
buku. Banyak yang putus asa membuat novel karena mereka tidak mendapatkan hasil
yang nyata. Ketika kita menjadikan novel yang kita buat dalam sebuah buku kita
akan merasakan sebuah hasil yang nyata dan terlihat walaupun masih belum bisa
lolos seleksi penerbit. Kita akan memiliki kumpulan novel-novel kitayang
tersimpan rapi dirak buku dan akan membuat kita bangga dan percaya diri untuk
menulis lagi dan ketika kita bisa menyelesaikan satu tulisan maka kemampuan
kita akan bertambah dan karya yang tercipta selanjutnya akan lebih sempurna
lagi.
Semoga bermanfaa tips
membuat novel ini.Tips ini sebenarnya pengalaman saya dalam membuat novel untuk
pertama kalinya. Kalian bisa buktikan tips ini karena saya adalah orang yang
belum pernah membaca novel orang sampai selesai dan paling tidak kuat untuk
membaca mampun membuat novel, ya meskipun belum bisa diterbitin tapi kata teman
saya yang suka baca novel, novel yang saya buat itu cukup bagus dan
membingungkan.
Berikut sedikit tips agar
sukses menulis novel :
1. Sebelum
menulis tentukan tema dan jenis novel yang akan dibuat dan usahakan tema itu
menarik banyak pembaca, bisa tentang pembunuhan, persahabatan, cinta, jenisnya
bisa novel misteri, drama, komedi. Misalkan saja tentang “Cinta dan
jenisnya drama” lalu langkah berikutnya.
2.
Dari tema cinta itu lebih diperjelas lagi menjadi tema
yang khusus, misalkan saja tentang :
o Cinta antar
sahabat
o Cinta segitiga
o Cinta segiempat
o Atau yang lain
3. Setelah
mendapat tema utama, misalkan saya ambil tentang “Pengorbanan Cinta” lalu
langkah berikutnya :
4. Buat
sebuah ringkasan cerita dari awal sampai akhir, contohnya :
“ Ada seorang pria yang menyukai seorang wanita, lalu seiring
waktu mereka bisa berkenalan dan timbulah cinta dihati mereka. Hubungan mereka
semakin dekat dan akhirnya cinta mereka bisa bersatu. Saat itu kebahagiaan
seolah milik mereka berdua tapi semua keadaan itu berubah 180 derajat. Ternyata
wanita pujaan menderita penyakit yang berbahaya dan harus diobati. Akhir cerita
pria itu mengorbankan hidupnya untuk menyelamatkan kekasih hatinya.
5. Setelah
cerita utama disusun maka langkah selanjutnya adalah pengembangan dari cerita
tersebut. Tapi tunggu dulu, sebelumnya baca hal penting berikut.
6. Beberapa
hal penting :
a. Pilih sudut pandang yang akan digunakan
dalam menuliskan cerita, sudut pandang pertama atau ketiga.
b. Ingat novel bukanlah cerpen jadi sebisa
mungkin buat penulisan yang bisa menarik pembaca tapi juga tidak
mempersulit/membingungkan pembaca. Maksudnya buat bagian awal cerita dari novel
itu sedemikian hingga membuat pembaca langsung tertarik ketika membacanya.
Untuk bagian ini tergantung dari keahlian masing-masing.
c. Pilih alur yang sesuai untuk novel yang
akan dibuat, bisa alur maju, mundur atau bolak balik, kalau saya saranin adalah
alur bolak-balik, kenapa? Karena rata-rata para pembaca novel ingin membaca
cerita yang menarik tapi susah ditebak akhirnya jadi alur bolak-balik ini akan
memberikan tantangan bagi mereka. Untuk lebih jelasnya ikuti langkah langkah di
bawah ini :
7.
Penulisan novel
Cerita umum : “ Ada seorang pria yang menyukai seorang
wanita, lalu seiring waktu mereka bisa berkenalan dan timbulah cinta dihati
mereka. Hubungan mereka semakin dekat dan akhirnya cinta mereka bisa bersatu.
Saat itu kebahagiaan seolah milik mereka berdua tapi semua keadaan itu berubah
180 derajat. Ternyata wanita pujaan menderita penyakit yang berbahaya dan harus
diobati. Akhir cerita pria itu mengorbankan hidupnya untuk menyelamatkan
kekasih hatinya.”
Pengembangan :
Bagi novel yang kalian buat itu menjadi
beberapa bagian penting,
a.
Pertemuan mereka
o Bagaimana mereka
bertemu
o Dimana mereka
bertemu
b.
Kisah Cinta
o Bagaimana mereka
bisa jatuh cinta
o Bagaimana pria ini
mendekati untuk mendapatkan cinta si wanita
o Bagaimana cara
pria ini mengungkapkan cintanya
o Dimana tempat
mereka mengungkapkan
o Bagaimana kelanjutan
hubungan mereka
c.
Sebuah Kenyataan (klimaks)
o Bagaimana pria itu
tahu penyakit wanita
o Bagaimana penyakit
itu disembuhkan
d.
Akhir cerita
o Apa akhir yang
diinginkan hapyy atau sedih
Catatan:
Untuk bagian awal novel
sebaiknya dituliskan sesuatu yang menarik yang bisa membuat pembaca langsung
muncul pertanyaan, kok bisa gitu? Tu tokoh kenapa?
Contoh dari cerita diatas:
Sudah sepuluh tahun berlalu ya? Maaf aku baru bisa kembali menemui dirimu, kata
Dini di depan makan seorang yang pernah dicintainya. Seandainya saja dulu aku
jujur padamu, kamu pastinya masih bisa tersenyum dan tertawa, ucap Dini yang
mulai meneteskan air mata. Dan….
Lalu pada bagian berikutnya kalian tulis
cerita yang biasa, misalkan saat mereka pertama kali bertemu dan bagaimana
berkenalan.
Contoh diatas bila dibaca akan menimbulkan
pertanyaan bagi pembaca dan mereka akan merasa tertarik untuk mengetahui lebih
jelasnya dan akhirnya membaca sampai selesai.
***
Ingat :
- Saat membuat novel tak
harus selesai dalam satu atau dua hari, bisa jadi satu sampai tiga bulan.
Semakin lama novel dibuat biasanya semakin bagus karena aka nada ide-ide baru
yang muncul jika dibandingkan menulis novel hanya satu atau dua hari saja.
- Jangan terlalu bermimpi
kalau novel yang kita buat akan bisa diterbitin oleh pernerbit. Berpikiran
seperti itu boleh saja asal kita tahu batasan kita kalau terlalu berlebihan
malah bisa menjatuhkan semangat kita. Kalau pendapat saya, menulis adalah
sebuah kebahagiaan jadi saya menulis untuk sebuah kesenangan tak peduli hasil
yang kita buat bagus atau tidak, yang penting saya menulis dengan setulus hati
- Jadikan setiap ide
menulis hingga selesai walaupun hasilnya jelek karena hal itu akan menambah
pengalaman kita dan nantinya tulisan kita akan semakin bagus.
- Menulis itu butuh
latihan jadi sering-seringlah menulis dan banyak membaca.
Itu saja sedikit tips menulis dari saya,
bila ada kurangnya itu pasti tapi yang penting saya berbagi pengalaman saja.
“Jangan memimpikan tulisan kita akan sehebat
tulisan dari tokoh terkenal tapi yakinlah kalau tulisan kita akan lebih hebat
dari mereka.”
BAB III
PENUTUP
B. Kesimpulan
Novel adalah salah satu bentuk dari sebuah karya sastra. Novel merupakan cerita fiksi
dalam bentuk tulisan atau kata-kata dan mempunyai unsur instrinsik dan
ekstrinsik. Sebuah novel biasanya menceritakan tentang kehidupan manusia dalam
berinteraksi dengan lingkungan dan sesamanya. Dalam sebuah novel, si pengarang berusaha
semaksimal mungkin untuk mengarahkan
pembaca kepada gambaran-gambaran realita kehidupan melalui cerita yang
terkandung dalam novel tersebut.
Unsur – Unsur Puisi:
1) Unsur
Intrinsik
a. Tema
b. Setting
c. Sudut
Pandang
d. Alur / Plot
e. Penokohan
f. Gaya Bahasa
2) Unsur
Ekstinsik
Nilai-nilai yang terkandung dalam
novel sastra.
-
Nilai Sosial
-
Nilai Ethik
-
Nilai Hedorik
-
Nilai Spirit
-
Nilai Koleksi
-
Nilai Kultural
Jepang
adalah tempat lahirnya novel yang pertama. Novel itu berjudul Hikayat Genji,
yang ditulis pada abad ke-11 oleh Murasaki Shikibu.
C. Saran
1.
Hendaknya dilakukan
pembinaan untuk siswa – siswa yang berpotensi dan berminat dalam pembuatan
karya tulis, khususnya novel.
2.
Hendaknya diadakan
semacam kompetisi karya sastra, agar para siswa lebih giat lagi mengembangkan
bakat yang ada di dalam dirinya.
DAFTAR PUSTAKA
Proses perubahan sosial
terdiri dari tiga tahap barurutan : (1) invensi yaitu proses di mana ide-ide
baru diciptakan dan dikembangkan, (2) difusi, ialah proses di mans ide-ide baru
itu dikomunikasikan ke dalam Sistem sosial, dan (3) konsekwensi yakni
perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem social sebagai akibat
pengadopsian atau penolakan inovasi. Perubahan terjadi jika penggunaan atau
penolakan ide baru itu mempunysi akibat. Karena itu perubahan sosial adalah
akibat komunikasi sosial.
Beberapa pengamat
terutama ahli anthropologi memerinci dua tahap tambahan dalam urutan proses di
atas. Salah satunya ialah pengembangan inovasi yang terjadi telah invensi
sebelum terjadi difusi. Yang dimaksud ialah proses terbentuknya ide baru dari
suatu bentuk hingga menjadi suatu bentuk yang memenuhi kebutuhan audiens penerima
yang menghendaki. Kami tidak memaaukkan tahap ini karena ia tidak selalu ada.
Misalnya, jika inovasi itu dalam bentuk yang siap pakai. Tahap terakhir yang
terjadi setelah konsekwensi, adalah menyusutnya inovasi, ini menjadi bagian
dari konsekwensi.
Yang memicu terjadinya
perubahan dan sebaliknya perubahan sosial dapat juga terhambat kejadiannya
selagi ada faktor yang menghambat perkembangannya. Faktor pendorong perubahan
sosial meliputi kontak dengan kebudayaan lain, sistem masyarakat yang terbuka,
penduduk yang heterogen serta masyarakat yang berorientasi ke masa depan.
Faktor penghambat antara lain sistem masyarakat yang tertutup, vested interest,
prasangka terhadap hal yang baru serta adat yang berlaku.
Perubahan sosial dalam
masyarakat dapat dibedakan dalam perubahan cepat dan lambat, perubahan kecil
dan besar serta perubahan direncanakan dan tidak direncanakan. Tidak ada satu perubahan yang tidak
meninggalkan dampak pada masyarakat yang sedang mengalami perubahan tersebut.
Bahkan suatu penemuan teknologi baru dapat mempengaruhi unsur-unsur budaya
lainnya. Dampak dari perubahan sosial antara lain meliputi disorganisasi dan
reorganisasi sosial, teknologi serta cultural.
B.
Penyebab
Perubahan Sosial
1.
Dari
Dalam Masyarakat
ü Mobilitas Penduduk
Mobilitas
penduduk ini meliputi bukan hanya perpindahan penduduk dari desa ke kota atau sebaiiknya,
tetapi juga bertambah dan berkurangnya penduduk
ü Penemuan-penemuan baru (inovasi)
Adanya
penemuan teknologi baru, misalnya teknologi plastik. Jika dulu daun jati, daun
pisang dan biting (lidi) dapat diperdagangkan secara besar-besaran maka
sekarang tidak lagi.
Suatu proses
sosial perubahan yang terjadi secara besar-besaran dan dalam jangka waktu yang
tidak terlalu lama sering disebut dengan inovasi atau innovation. Penemuan-penemuan
baru sebagai sebab terjadinya perubahan-perubahan dapat dibedakan dalam
pengertian-pengertian Discovery dan Invention
Discovery
adalah penemuan unsur kebudayaan baru baik berupa alat ataupun gagasan yang
diciptakan oleh seorang individu atau serangkaian ciptaan para individu.
Discovery
baru menjadi invention kalau
masyarakat sudah mengakui dan menerapkan penemuan baru itu.
ü
Pertentangan masyarakat
Pertentangan
dapat terjadi antara individu dengan kelompok atau antara kelompok dengan
kelompok.
ü Terjadinya Pemberontakan atau Revolusi
Pemberontakan
dari para mahasiswa, menurunkan rezim Suharto pada jaman orde baru. Munculah
perubahan yang sangat besar pada Negara dimana sistem pemerintahan yang
militerisme berubah menjadi demokrasi pada jaman refiormasi. Sistem komunikasi
antara birokrat dan rakyat menjadi berubah (menunggu apa yang dikatakan
pemimpin berubah sebagai abdi masyarakat).
2.
Dari
Luar Masyarakat
ü
Peperangan
Negara yang
menang dalam peperangan pasti akan menanamkan nilai-nilai sosial dan
kebudayaannya.
ü
Lingkungan
Terjadinya
banjir, gunung meletus, gempa bumi, dll yang mengakibatkan penduduk di wilayah
tersebut harus pindah ke wilayah lain. Jika wilayah baru keadaan alamnya tidak
sama dengan wilayah asal mereka, maka mereka harus menyesuaikan diri dengan
keadaan di wilayah yang baru guna kelangsungan kehidupannya.
ü
Kebudayaan Lain
Masuknya
kebudayaan Barat dalam kehidupan masyarakat di Indonesia menyebabkan terjadinya
perubahan.
C.
Faktor-faktor
Pendorong dan Penghambat Perubahan Sosial
1.
Faktor-faktor
Pendorong
ü Intensitas
hubungan/kontak dengan kebudayaan lain
ü Tingkat Pendidikan yang
maju
ü Sikap terbuka dari
masyarakat
ü Sikap ingin berkembang
dan maju dari masyarakat
2.
Faktor-faktor
Penghambat
ü Kurangnya hubungan dengan
masyarakat luar
ü Perkembangan pendidikan
yang lambat
ü Sikap yang kuat dari
masyarakat terhadap tradisi yang dimiliki
ü Rasa takut dari
masyarakat jika terjadi kegoyahan (pro kemapanan)
ü Cenderung menolak
terhadap hal-hal baru
D.
Dampak Akibat Perubahan
Sosial
Arah
perubahan meliputi beberapa orientasi, antara lain (1) perubahan dengan
orientasi pada upaya meninggalkan faktor-faktor atau unsur-unsur kehidupan
sosial yang mesti ditinggalkan atau diubah, (2) perubahan dengan orientasi
pada suatu bentuk atau unsur yang memang bentuk atau unsur baru, (3)
suatu perubahan yang berorientasi pada bentuk, unsur, atau nilai yang telah eksis
atau ada pada masa lampau. Tidaklah jarang suatu
masyarakat atau bangsa yang selain berupaya mengadakan proses modernisasi pada
berbagai bidang kehidupan, apakah aspek ekonomis, birokrasi, pertahanan
keamanan, dan bidang iptek; namun demikian, tidaklah luput perhatian masyarakat
atau bangsa yang bersangkutan untuk berupaya menyelusuri, mengeksplorasi, dan
menggali serta menemukan unsur-unsur atau nilai-nilai kepribadian atau
jatidiri sebagai bangsa yang bermartabat.
Dalam
memantapkan orientasi suatu proses perubahan, ada beberapa faktor yang
memberikan kekuatan pada gerak perubahan tersebut, yang antara lain adalah
sebagai berikut, (1) suatu sikap, baik skala individu maupun skala kelompok,
yang mampu menghargai karya pihak lain, tanpa dilihat dari skala besar atau
kecilnya produktivitas kerja itu sendiri,
(2) adanya kemampuan untuk mentolerir adanya
sejumlah penyimpangan dari bentuk-bentuk atau unsur-unsur rutinitas, sebab pada
hakekatnya salah satu pendorong perubahan adanya individu-individu yang
menyimpang dari hal-hal yang rutin. Memang salah satu ciri yang hakiki dari
makhluk yang disebut manusia itu adalah sebagai makhluk yang disebut homo
deviant, makhluk yang suka menyimpang dari unsur-unsur rutinitas, (3)
mengokohkan suatu kebiasaan atau sikap mental yang mampu memberikan penghargaan
(reward) kepada pihak lain (individual, kelompok) yang berprestasi dalam berinovasi,
baik dalam bidang sosial, ekonomi, dan iptek, (4) adanya atau tersedianya
fasilitas dan pelayanan pendidikan dan pelatihan yang memiliki spesifikasi dan
kualifikasi progresif, demokratis, dan terbuka bagi semua fihak yang
membutuhkannya.
Modernisasi,
menunjukkan suatu proses dari serangkaian upaya untuk menuju atau menciptakan
nilai-nilai (fisik, material dan sosial) yang bersifat atau berkualifikasi
universal, rasional, dan fungsional. Lazimnya suka dipertentangkan dengan
nilai-nilai tradisi. Modernisasi berasal dari kata modern (maju), modernity
(modernitas), yang diartikan sebagai nilai-nilai yang keberlakuan dalam aspek
ruang, waktu, dan kelompok sosialnya lebih luas atau universal, itulah
spesifikasi nilai atau values. Sedangkan yang lazim
dipertentangkan dengan konsep modern adalah tradisi, yang
berarti barang sesuatu yang diperoleh seseorang atau kelompok melalui proses
pewarisan secara turun temurun dari generasi ke generasi.
Umumnya
tradisi meliputi sejumlah norma (norms) yang keberlakuannya
tergantung pada (depend on) ruang (tempat), waktu, dan kelompok
(masyarakat) tertentu. Artinya keberlakuannya terbatas, tidak bersifat
universal seperti yang berlaku bagi nilai-nilai atau values. Sebagai
contoh atau kasus, seyogianya manusia mengenakkan pakaian, ini
merupakan atau termasuk kualifikasi nilai (value). Semua fihak
cenderung mengakui dan menganut nilai atau value ini. Namun,
pakaian model apa yang harus dikenakan itu? Perkara model pakaian yang disukai,
yang disenangi, yang biasa dikenakan, itulah yang menjadi urusan norma-norma
yang dari tempat ke tempat, dari waktu ke waktu, dan dari kelompok ke kelompok
akan lebih cenderung beraneka ragam.
Spesifikasi
norma-norma dan tradisi bila dilihat atas dasar proses modernisasi adalah
sebagai berikut, (1) ada norma-norma yang bersumber dari tradisi itu, boleh
dikatakan sebagai penghambat kemajuan atau proses modernisasi, (2) ada pula
sejumlah norma atau tradisi yang memiliki potensi untuk dikembangkan,
disempurnakan, dilakukan pencerahan, atau dimodifikasi sehingga kondusif dalam
menghadapi proses modernisasi, (3) ada pula yang betul-betul memiliki
konsistensi dan relevansi dengan nilai-nilai baru. Dalam kaitannya dengan
modernisasi masyarakat dengan nilai-nilai tradisi ini, maka ditampilkan spesifikasi
atau kualifikasi masyarakat modern, yaitu bahwa masyarakat atau orang yang
tergolong modern (maju) adalah mereka yang terbebas dari kepercayaan terhadap tahyul.
Konsep
modernisasi digunakan untuk menamakan serangkaian perubahan yang terjadi pada
seluruh aspek kehidupan masyarakat tradisional sebagai suatu upaya mewujudkan
masyarakat yang bersangkutan menjadi suatu masyarakat industrial. Modernisasi
menunjukkan suatu perkembangan dari struktur sistem sosial, suatu bentuk
perubahan yang berkelanjutan pada aspek-aspek kehidupan ekonomi, politik,
pendidikan, tradisi dan kepercayaan dari suatu masyarakat, atau satuan sosial
tertentu.
Modernisasi
suatu kelompok satuan sosial atau masyarakat, menampilkan suatu pengertian yang
berkenaan dengan bentuk upaya untuk menciptakan kehidupan masyarakat yang sadar
dan kondusif terhadap tuntutan dari tatanan kehidupan yang semakin meng-global
pada saat kini dan mendatang. Diharapkan dari proses menduniakan seseorang atau
masyarakat yang bersangkutan, manakala dihadapkan pada arus globalisasi tatanan
kehidupan manusia, suatu masyarakat tertentu (misalnya masyarakat Indonesia )
tidaklah sekedar memperlihatkan suatu fenomena kebengongan semata,
tetapi diharapkan mampu merespons, melibatkan diri dan memanfaatkannya secara
signifikan bagi eksistensi bagi dirinya, sesamanya, dan lingkungan sekitarnya.
Adapun
spesifikasi sikap mental seseorang atau kelompok yang kondusif untuk mengadopsi
dan mengadaptasi proses modernisasi adalah, (1) nilai budaya atau sikap mental
yang senantiasa berorientasi ke masa depan dan dengan cermat mencoba
merencanakan masa depannya, (2) nilai budaya atau sikap mental yang senantiasa
berhasrat mengeksplorasi dan mengeksploitasi potensi-potensi sumber daya alam,
dan terbuka bagi pengembangan inovasi bidang iptek. Dalam hal ini, memang iptek
bisa dibeli, dipinjam dan diambil alih dari iptek produk asing, namun dalam
penerapannya memerlukan proses adaptasi yang sering lebih rumit daripada
mengembangkan iptek baru, (3) nilai budaya atau sikap mental yang siap menilai
tinggi suatu prestasi dan tidak menilai tinggi status sosial,
karena status ini seringkali dijadikan suatu predikat yang bernuansa gengsi
pribadi yang sifat normatif, sedangkan penilai obyektif hanya bisa didasarkan
pada konsep seperti apa yang dikemukakan oleh D.C. Mc Clelland
(Koentjaraningrat, 1985), yaitu achievement-oriented, (4) nilai budaya
atau sikap mental yang bersedia menilai tinggi usaha fihak lain yang mampu
meraih prestasi atas kerja kerasnya sendiri.
Tanpa
harus suatu masyarakat berubah seperti orang Barat, dan tanpa harus bergaya
hidup seperti orang Barat, namun unsur-unsur iptek Barat tidak ada salahnya
untuk ditiru, diambil alih, diadopsi, diadaptasi, dipinjam, bahkan dibeli.
Manakala persyaratan ini telah dipenuhi dan keempat nilai budaya atau sikap
mental yang telah ditampilkan telah dimiliki oleh suatu masyarakat tersebut.
Khusus untuk masyarakat di Indonesia, sejarah masa lampau mengajarkan bahwa
sistem ekonomi, politik, dan kebudayaan dari kerajaan-kerajaan besar di Asia
seperti India dan Cina, yang diadopsi dan diadaptasi oleh kerajaan-kerajaan di
Nusantara ini, seperti Sriwijaya dan Majapahit, namun fakta sejarah tidak
membuktikan bahwa orang-orang Sriwijaya dan Majapahit, dalam pengadopsian
dan pengadaptasian nilai-nilai kebudayaan tadi sekaligus menjadi orang India
atau Cina.
Proses
modernisasi sampai saat ini masih tampak dimonopoli oleh masyarakat perkotaan
(urban community), terutama di kota-kota Negara Sedang Berkembang,
seperti halnya di Indonesia. Kota-kota di negara-negara sedang berkembang
menjadi pusat-pusat modernisasi yang diaktualisasikan oleh berbagai bentuk
kegiatan pembangunan, baik aspek fisik-material, sosio-kultural, maupun aspek
mental-spiritual. Kecenderungan-kecenderungan seperti ini, menjadikan daerah
perkotaan sebagai daerah yang banyak menjanjikan kehidupan yang lebih baik bagi
penduduk pedesaan, terutama bagi generasi mudanya. Obsesi semacam ini menjadi
pendorong kuat bagi penduduk pedesaan untuk beramai-ramai membanjiri dan
memadati setiap sudut daerah perkotaan, dalam suatu proses sosial yang disebut urbanisasi.
Fenomena
demografis seperti ini, selanjutnya menjadi salah satu sumber permasalahan bagi
kebijakan-kebijakan dalam upaya penataan ruang dan kehidupan masyarakat
perkotaan. Sampai dengan saat sekarang ini masalah perkotaan ini masih
menunjukkan gelagat yang semakin ruwet dan kompleks.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada
pembahasan maka kesimpulan yang dapat dipaparkan dalam makalah ini adalah :
1.
Perubahan
sosial dapat diartikan sebagai segala perubahan pada lembaga-lembaga sosial
dalam suatu masyarakat. Perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga sosial itu
selanjutnya mempunyai pengaruhnya pada sistem-sistem sosialnya, termasuk di
dalamnya nilai-nilai, pola-pola perilaku ataupun sikap-sikap dalam masyarakat
itu yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial.
2.
Proses
perubahan sosial terdiri dari tiga tahap barurutan : (1) invensi yaitu proses
di mana ide-ide baru diciptakan dan dikembangkan, (2) difusi, ialah proses
dimana ide-ide baru itu dikomunikasikan ke dalam Sistem sosial, dan (3)
konsekwensi yakni perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem social sebagai
akibat pengadopsian atau penolakan inovasi.
3.
Perubahan
sosial selalu menimbulkan perubahan dalam masyarakat, salah satunya adalah
globalisasi yang menimbulkan berbagai dampak baik positif maupun negative dari
sisi positif misalnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat
dinikmati seluruh kelompok sosial masyarakat.
B. Saran
Perubahan
sosial dalam masyarakat tidak dapat dibatasi oleh ruang dan waktu, olehnya itu
kita sebagai bagian dari kelompok sosial harus berusaha mengendalikan perubahan
itu ke arah yang positif agar budaya yang terbentuk dari perubahan sosial dapat
memberikan manfaat bagi kelangsungan hidup manusia yang makmur dan damai.
kalo gak salah ini copas ya
BalasHapusdapat dari guru bahasa indonesia saya...
Hapusmungkin saja sich..
saya juga kurang tau
saya hanya menyimpan data sekolah saya dalam bentuk blog
takut suatu hari saya membutuhkannya kan saya tinggal copy..