FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINJYA ALERGI
ADALAH PENYEBAB DAN PEMICU ALERGIPENYEBAB ALERGI :·
MAKANAN
·
HIRUPAN
·
KONTAK KULIT
·
OBAT-OBATAN
PEMICU ALERGI :·
INFEKSI (panas, batuk, pilek)
·
AKTIFITAS MENINGKAT (menangis, berlari, tertawa keras)
·
UDARA DINGIN
·
UDARA PANAS
·
MINUMAN DINGIN
·
STRES
·
GANGGUAN HORMONAL: (kehamilan, menstruasi)
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI : ·
GENETIK (menurun dari orangtua)
·
IMATURITAS SALURAN CERNA (Ketidakmatangan saluran cerna)
·
PAPARAN (kontak terhadap penyebab alergi)
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
TERJADI ALERGI
Terdapat 3 faktor yang mempengaruhi terjadinya alergi makanan, yaitu faktor
genetik, imaturitas usus, pajanan alergi yang kadang memerlukan faktor
pencetus.·
Faktor genetik. Alergi dapat diturunkan dari orang tua atau
kakek/nenek pada penderita . Bila ada orang tua, keluarga atau kakek/nenek yang
menederita alergi kita harus mewaspadai tanda alergi pada anak sejak dini. Bila
ada salah satu orang tua yang menderita gejala alergi maka dapat menurunkan
resiko pada anak sekitar 17 – 40%,. Bila ke dua orang tua alergi maka resiko
pada anak meningkat menjadi 53 – 70%. Untuk mengetahui resiko alergi pada anak
kita harus mengetahui bagaimana gejala alergi pada orang dewasa. Gejala alergi
pada orang dewasa juga bisa mengenai semua organ tubuh dan sistem fungsi tubuh.
·
Imaturitas usus (KETIDAKMATANGAN USUS). Secara mekanik
integritas mukosa usus dan peristaltik merupakan pelindung masuknya alergen ke
dalam tubuh. Secara kimiawi asam lambung dan enzim pencernaan menyebabkan
denaturasi allergen. Secra imunologik sIgA pada permukaan mukosa dan limfosit
pada lamina propia dapat menangkal allergen masuk ke dalam tubuh. Pada usus
imatur system pertahanan tubuh tersebut masih lemah dan gagal berfungsi
sehingga memudahkan alergen masuk ke dalam tubuh.
·
Pajanan alergi . Pajanan alergi yang merangsang produksi IgE
spesifik sudah dapat terjadi sejak bayi dalam kandungan. Diketahui adanya IgE
spesifik pada janin terhadap penisilin, gandum, telur dan susu. Pajanan juga
terjadi pada masa bayi. Pemberian ASI eksklusif mengurangi jumlah bayi yang
hipersensitif terhadap makanan pada tahun pertama kehidupan. Pemberian PASI
meningkatkan angka kejadian alergi
PENYEBAB ALERGI : ·
Penyebab adalah faktor berpengaruh langsung terhadap timbulnya
gejala alergi tersebut. Alergi pada pernapasan sering ditimbulkan oleh adanya
penyebab seperti hirupan dan makanan. Pada bayi dan anak makanan adalah sebagai
penyebab yang utama sedangkan pada orang dewasa/tua pengaruh makanan semakin
berkurang. Penyebab lainnya adalah hirupan seperti debu, serbuk sari bunga,
bulu binatang, tungau (pada kasur kapuk).
·
Pada berbagai gangguan alergi saluran napas terutama bila
keluhannya timbul pada malam dan pagi hari tampaknya alergi makanan berperanan
paling utama sebagai penyebab. Alergi makanan dapat mengganggu semua organ atau
sistem tubuh. Tetapi pada kenyataan sehari-hari sebagian besar masyarakat
bahkan sebagian klinisi masih sering menganggap debu sebagai biangkeladi
penyebabnya. Masih banyak klinisi yang menyangsikan bahwa makanan sangat berperanan
penting dalam penyebab berbagai alergi selama ini. Hal ini terjadi karena pada
umumnya tes kulit alergi yang sering terdeteksi adalah debu dan tungau
sedangkan makanan sering negatif. Hal ini terjadi karena pada tes kulit yang
terdeteksi hanyalah penyebab alergi reaksi cepat atau kurang dari 8 jam.
Sedangkan penyebab alergi yang masuk kategori reaksi lambat atau lebih dari 8
jam seperti sebagain besar makanan seringkali hasilnya negatif, Hal negatif ini
bukan berarti penderita tidak alergi makanan. Pemeriksaan rutin tes kulit (skin
test atau prick test) adalah merupakan pemeriksaan rutin yang dilakukan ahli
alergi dalam penanganan penderita alergi. Meskipun pemeriksaan ini sensitifitas
tinggi tetapi ternyata spesifitasnya agak rendah. Sehingga akurasi untuk
menentukan penyebab alergi tidak terlalu tinggi.
·
Dalam sepuluh tahun terakhir ini dikenal beberapa pemeriksaan
alergi alternatif atau sering disebut ”unproven”. Mengapa digolongkan
alternatif atau ”unproven”, ternyata pemeriksaan tersebut belum terbukti secara
klinis. Bahkan spesifitas dan sensitifitasnya tidak terlalu tinggi atau tidak
lebih baik dibandingkan tes kulit. Diantaranya adalah test Vega, tes mata
iridosikik, tes rambut dan sebagainya. Para ahli alergi konvensional jarang
menggunakan pemeriksaan tersebut, karena tidak terlalu akurat dan sensitif.
Bahkan di Australia dan beberapa negara eropa tes ini dilarang oleh institusi
alergi setempat, dan di negara tersebut tes tersebut tidak akan pernah di ganti
oleh ansuransi, karena memang tidak terbukti secara ilmiah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar